Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1952/1953 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil pada 19 September 1953.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM.)

Halaman 3, paragraf 2 Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1952/1953 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil pada 19 September 1953.
(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM.)

"Berdasarkan laporan tahunan Presiden Universitas tahun 1951 keperluan Universitas antara lain mengadakan ruangan kuliah dan untuk kantor-kantor, laboratoria, perpustakaan, bengkel, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain. Semua didirikan sebagai darurat: dengan itu semua juga perlengkapannya. Melainkan itu juga sudah mulai pembikinan fundament, dimana bangunan dan gedung Universitas yang permanent akan didirikan. (LTR, 19/09/1953:3)"

Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1951/1952 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/1. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 15, paragraf 1 Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1951/1952 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/1. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"Pada tahun ajaran 1950-1951 pekerjaan yang dianggap fundamental oleh UGM (pada awalnya bernama Universitas Negeri Gadjah Mada) ialah persiapan pembelian tanah di Jl Pakem seluas 1 km2, dimana akan dibangun gedung-gedung UGM yang puluhan juta rupiah biayanya, dan dipandang sebagai pembangunan yang besar di Indonesia. (LTR,19/12/1951: 4)."

Presiden Soekarno sampai di Yogyakarta satu hari sebelum upacara peletakan batu pertama gedung Universitas Gadjah Mada yang akan dilaksanakan pada 19 Desember 1951

(Sumber: Kedaulatan Rakyat, 19 Desember 1951)



Tulisan tentang Batu Pertama gedung Universitas Gadjah Mada.

(Sumber: Kedaulatan Rakyat, 19 Desember 1951)

11

Presiden RI PJM. Ir. Soekarno sedang memasang batu pertama Gedung Pusat UGM. Pengambilan foto dilakukan pada tanggal 19 Desember 1951 di Bulaksumur

(kode: AF1/IP.IG/1951-1A; sumber arsip: Khazanah Arsip UGM)

"Pada tanggal 19 Desember 1951 dilangsungkan upacara peletakan batu pertama pembangunan gedung-gedung UGM oleh Presiden RI Ir. Soekarno, Persiapan pembangunan gedung hakikatnya terletak ditangan Kementerian PU dan Tenaga khususnya Jawatan Gedung-Gedung."

Halaman 16, paragraf 8-9 Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1951/1952 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/1. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"Pada 13 April 1952 didirikanlah Yayasan Guna Dharma yang diketuai Sri Sultan Hamengkubuwana IX (LTR, 1951/1952), dan bertujuan untuk membantu pembangunan gedung-gedung di UGM. Dengan adanya Yayasan Guna Dharma dengan HB IX sebagai motornya, dapat menarik kantor Planologi dengan Prof. Ir. Poerbodiningrat sebagai pemimpin dan Praktik Ir Djojosoegardo sebagai ontwerpernya, maka tambahlah tenaga yang memikirkan, merancang, menciptakan, membangun, bagian-bagian lain dari bangunan yang bersifat besar itu. (LTR, 19/9/1953: 10)."

Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1952/1953 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil pada 19 September 1953.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 10, paragraf 6 Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1952/1953 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil pada 19 September 1953.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 11, paragraf 2 Laporan Tahunan Universitit Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1952/1953 yang disampaikan oleh Prof. Dr.M. Sardjito dalam rapat senat terbuka di Sitinggil pada 19 September 1953.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dan Kementerian Keuangan yang ikut andil menolong dan bekerja dalam pembuatan gedung Pada awalnya (1952 tersebut) yayasan ini berhasil mendapatkan uang sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk membantu mendirikan asrama (dimaksudkan sebagai gedung Pantjadarma, karena pada tahun 1952 ini yang sudah direncanakan adalah asrama mahasiswa di Sekip dan diharapkan tahun 1954 telah selesai). (LTR,19/9/1953:11) Perlu diketahui bahwa Presiden Soekarno senantiasa memberi perhatiannya terhadap pembangunan gedung-gedung di UGM ini dengan memperbaiki gambar ontwerp dari gedung-gedung yang dibuat kantor Planologi, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta senantiasa memeriksa jalannya pembangunan gedung-gedung yang banyak dikritik karena tidak kunjung selesai (LTR, 19/9/1953:10-11) Berkat usaha bersama (UGM-Jawatan Gedung-Yayasan Gunadharma) pada September 1953 pembangunan gedung-gedung di UGM sudah mulai menunjukkan hasilnya diantaranya adalah gedung yang di kemudian hari akan dipakai (digunakan) untuk asrama mahasiswa ini sudah mulai dipasang dinding/temboknya, dan untuk sementara akan dipakai dulu untuk laboratorium Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, dan Fakultas Teknik. (LTR, 19/9/1953:11)."

"Tentang pemanfaatan Pantja Dharma untuk asrama selain ditulis dalam laporan rektor juga dapat dilihat dalam peta-peta/kartografi tahun 1950-1959 Pada tahun 1954, kondisi keuangan negara tidak menggembirakan, maka negara tidak memberikan uang untuk pembangunan gedung-gedung baru. Tanggal 28 Agustus 1954 Universitas Gadjah Mada menerima permintaan dari Pusat untuk membuat anggaran belanja tahun 1955 sesuai contoh yang dilampirkan, dan selambat-lambatnya diterima Kantor Pusat Jakarta tanggal 1 September 1954. Dengan penuh perasaan sportif dari pihak UGM memenuhi permintaan tetapi penuh susah payah. Kesulitan yang dialami membuat banyak pegawai terjangkit penyakit. (LTR, 19/9/1954: 5) Pembangunan kantor Tata Usaha, Gedung Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Teknik akhirnya dapat diteruskan, dengan harapan akan selesai pada pertengahan tahun 1955. (LTR, 19/9/1954: 5)"

Laporan Tahunan Universitas Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1955/1956 oleh Presiden Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. M. Sardjito.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/5. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 8, paragraf 8 Laporan Tahunan Universitas Gadjah Mada Tahun Pengadjaran 1955/1956 oleh Presiden Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. M. Sardjito.

(Kode arsip: AS1/OA.LR.02/5. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"Akhir Desember 1955, Fakultas Pertanian dan Kehutanan yang semula mondok di Kadipaten dan Bintaran (Sekarang Museum Biologi) mulai menempati gedung di Sekip Unit I. Meskipun baru lantai I yang dapat ditempati. (LTR, 19/9/1955: 8)"

20

Laporan 10 Tahun Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan 1949/1959.

(Kode arsip: AS5/OA.LR.05/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 71 Laporan 10 Tahun Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan 1949/1959.

(Kode arsip: AS5/OA.LR.05/2. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"17 Desember 1957, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan yang semula berkantor di Bintaran (Sekarang Jl. Sultan Agung yang digunakan untuk Museum Biologi) dan kuliah serta praktikum di Mangkubumen (kadang juga disebut Kadipaten, sekarang untuk Universitas Widya Mataram) pindah ke Sekip Unit II.(sumber buku: 10 Tahun FKHP) Di Sekip ada suatu kelompok bangunan besar 4 bangunan berlantai 2 dan 1 gedung berlantai 3, dengan luas 27.500 m2 (LTD, 1957: 17) Lamanya pembangunan gedung-gedung di UGM selain sangat terbatasnya tenaga ahli juga sulitnya mendatangkan besi dan semen dari luar negeri. (LTD, 1958: 6-7)"

Laporan Tahunan Universitas Gadjah Mada bagi Tahun Pengadjaran 1957/1958 oleh Presiden Universitas Prof. Dr. M. Sardjito.

(Kode arsip:AS1/OA.LR.02/7. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 13 Laporan Tahunan Universitas Gadjah Mada bagi Tahun Pengadjaran 1957/1958 oleh Presiden Universitas Prof. Dr. M. Sardjito. (Kode arsip:AS1/OA.LR.02/7. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 14, paragraf 2 Laporan Tahunan Universitas Gadjah Mada bagi Tahun Pengadjaran 1957/1958 oleh Presiden Universitas Prof. Dr. M. Sardjito.

(Kode arsip:AS1/OA.LR.02/7. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"Gedung Pantjadarma pada awal pendiriannya disebut sebagai gedung Schiec-terrein atau Lapangan Tembak Sekip. Pada akhir tahun 1958 gedung Pantjadarma selesai dibangun. Pada tahun 1958, UGM mendapat sumbangan buku dari: British Council, Ford Foundation, MIPI, Canada, Univ Wisconsin, Pemerintah AS, Pemerintah India sehingga jumlah buku pada tahun 1958 sebanyak 103.801 buah, sehingga perpustakaan yang ada saat itu tidak dapat lagi menampung buku-buku tersebut, maka pada akhir tahun 1958 untuk sementara dipindah ke Sekip Unit V, sebelum gedung Perpustakaan yang sesungguhnya yang direncanakan akan terletak disebelah utara Gedung Pusat dapat dibangun. (LTR, 1958: 13-14)"

24_proses pembangunan
25_proses pembangunan

Pidato Presiden pada Pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur Jogyakarta, 19 Desember 1949.

(Kode arsip: AS1/PP.PW/3. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

Halaman 1 Paragraf 2 Pidato Presiden pada Pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur, Jogyakarta pada 19 Desember 1959.

(Kode arsip: AS1/PP.PW/3. Sumber: Khazanah Arsip UGM)

"Peringatan Dies Natalis ke-10 UGM, tanggal 19 Desember 1959 akhirnya diresmikan penggunaan gedung oleh Presiden Soekarno. Pembangunan gedung-gedung di UGM termasuk Gedung Pantjadarma atau lima gedung di Sekip yang awalnya oleh Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga dinamakan Wisma Puruhita yang artinya rumah murid (asrama mahasiswa), yang oleh Presiden Universitas Gadjah Mada dinamakan Wisma Pantja Dharma, gedung lima dharma, lalu Gedung Pusat, 105 perumahan dosen, 3 rumah sakit, Asrama Ratnaningsih dan Dharma Putra. (LTD, 1959: 25 dan pidato presiden). Hal ini dibuktikan dengan plakat artefak di dalam salah satu gedung Pantja Dharma (Unit V) yang bertuliskan Gedung Pantja Dharma UGM diresmikan oleh Ir Sukarno (Ida Tungga, 2011 dalam Faizatush Sholikhah, 2020)"

27

Presiden RI PJM. Ir. Soekarno sedang membuka tirai prasasti Gedung Pusat UGM, tampak Rektor UGM Prof. Dr. Sardjito . Pengambilan foto dilakukan pada 19 Desember 1959 di Bulaksumur.

(Kode arsip: AF1/IP.IG/1959-1B; Sumber: Khazanah Arsip UGM)